Minggu, 19 Februari 2012

Rahasia Teknologi Dibalik Pembuatan Pedang Samurai



Pedang Samurai – yang berasal dari Jepang sudah terkenal sejak zaman dahulu kala. Dan sampai sekarangpun masih sangat diminati oleh banyak orang, bahkan ada sebagian orang yang sengaja mencari-cari pedang tersebut dan diperjualbelikan dengan harga yang relatif tinggi. Disamping itu ada juga yang dipergunakan sebagai hobi untuk menkoleksi sebagai benda pusaka.

Sebenarnya Samurai adalah bukanlah nama sebuah pedang melainkan nama seseorang berasal dari Jepang yang memiliki jiwa pelindung dan pemberani pada masa LORD atau Tuan Tanah di Jepang yang disewakan atau bekerja pada LORD tersebut dengan senjatanya adalah Katana atau Nihonto. Jadi Samurai adalah nama dari pemilik pedang tersebut. Karena Katana atau Nihoto (senjata/pedang) milik Samurai ini sangat luar biasa ketajaman dan kekuatannya maka nama Samurai dari pemilik pedang ini menjadi sangatlah terkenal diseluruh pelosok dunia. Dan sampai sekarang nama Samurai menjadi sebuatan sebuah pedang yang berasal dari Jepang tersebut.

Harga dari sebuah pedang samurai ini sangat relatif tergantung dari spesifikasi pedangnya. Harga yang paling murah sekitar Rp. 300 Juta untuk pedang dengan ukuran yang kecil ( kira-kira 12-15 inchi panjang blade-nya). Sehingga tidak hayal lagi kalau banyak orang yang tergiur untuk mengkoleksi benda pusaka ini karena memiliki harga jual yang relatif tinggi.

Keampuhan dari Pedang Samurai ini terletak pada bahan penyusun dari pedang dan proses perlakuan pengerjaannya. Dilihat dari bahannya bahwa Pedang Samurai berasal dari Titanium, yaitu sebuah unsur kimia dalam Tabel Periodik memiliki Simbol Ti dengan nomor atom 22. Titanium merupakan Logam Transisi yang sangat ringan, kuat, tahan terhadap korosi, tahan terhadap air laut dan chlorine. Warna dari Titanium ini adalah putih-metalik-keperakan. Bahan Titanium banyak digunakan dalam alloy kuat dan ringan (terutama dengan besi dan Aluminium).

Salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal adalah dia sama kuat dengan baja tapi hanya dengan 60% berat baja. Sifat Titanium mirip dengan Zirconium secara kimia maupun fisika. Sifat yang baik dari Zirconium adalah sangat keras. Sedangkan keunikan sifatnya yang jarang dimiliki oleh material/bahan lain adalah jika Zirconium mengalami benturan atau pukulan material/bahan ini justru akan semakin keras. Hal ini disebabkan Zirconium pada saat terkena benturan akan muncul tegangan sisa dari dalam dirinya. Inilah keunikan dari Zirconium termasuk Titanium yang tidak dimiliki oleh material/bahan lain. Jadi ini adalah suatu material/bahan yang sangat langka. Sehingga tidak khayal lagi kalau material/bahan ini memiliki harga jual yang relatif tinggi.

Tegangan sisa adalah tegangan yang tersimpan sebelum material/bahan terpengaruh oleh gaya luar, baik itu gaya tekan, gaya tarik ataupun gaya puntir. Kalau dicontohkan pada material/bahan pada umumnya seperti logam baja, tegangan sisa dapat terbentuk kalau struktur senyawanya saling berdesakan satu sama yang lain. Kalau molekul-molekul penyusun material/bahan saling berdesakan tentunya akan membuat bahan/material akan menjadi semakin kuat dan keras. Hal ini dapat dicontohkan pada proses Heat Treatment untuk pengerasan pada logam dengan cara Quenching (Penyepuhan). Quenching atau penyepuhan pada sebuah logam dapat dilakukan dengan cara memanaskan sebuah logam sampai pada daerah austenisasi. Setelah mencapai daerah austenisasi, logam dicelupkan pada fluida (cairan) seperti air, oli, dan sebagainya. Proses ini akan menghasilkan sebuah logam yang lebih keras dari logam asal (sebelum dilakukan proses Heat Treatment). Hal ini disebabkan munculnya tegangan sisa pada material/bahan yang mengalami Quenching (Penyepuhan) tersebut.

Peningkatan kekerasan dapat terjadi karena pada saat proses pemanasan sebuah logam sebenarya molekul-molekul penyusun logam tersebut bergerak secara siksak dengan kecepatan yang berbanding lurus dengan temperatur pemanasan. Artinya, semakin meningkat temperaturnya maka semakin gesit gerakan molekul-molekul tersebut. Sehingga pada saat ini susunan dari molekul tidak beraturan. Jika pada kondisi seperti ini dilakukan pencelupan kedalam media cairan, tentunya akan terjadi penurunan temperatur yang sangat drastis. Dengan adanya perubahan temperatur yang secara tiba-tiba inilah yang mengakibatkan susunan molekul-molekul penyusun logam tidak sempat membentuk formasi yang rapi dan teratur seperti pada kondisi normal (sebelum dilakukan proses heat treatment). Ada yang berdesak-desakan ada yang longgar. Untuk kondisi yang berdesakan akan mengaibatkan terjadinya pengerasan. Sedangkan pada bagian yang longgar akan mengalami sifat getas. Makanya pada suatu logam yang mengalami proses Quenching (Penyepuhan) akan mengalami peningkatan sifat kekerasan dan juga penambahan sifat getas.

Ditinjau dari material/bahan penyusunnya, Pedang Samurai dari Jepang ini meiliki material pilihan yang bersifat ulet, keras dan ringan. Disamping itu keuletan dan kekerasan dari material/bahan Pedang Samurai masih ditingkatkan lagi dengan cara perlakuan (proses) pada material/bahan tersebut dengan teknologi yang sama dengan pembuatan sebuah keris yaitu dengan cara dilipat-lipat pada kondisi temperatur panas (temperatur austenisasi) dalam jumlah yang sangat banyak. Lipatan-lipatan inilah yang membuat bahan pedang samurai menjadi semakin baik kualitasnya.

Dalam Ilmu Komposit, lipatan-lipatan ini dapat disamakan dengan material hanycomb. Material hanycomb adalah material yang dibentuk dari beberapa lipatan seperti pada sarang lebah. Dengan susunan seperti ini akan menyebabkan material akan semakin keras dan ulet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar